menemukan solusi dari permasalahan merupakan tujuan dari
Salahsatu alasan mengapa permasalahanmu tidak kunjung menemukan solusi yaitu karena kebiasaan buruk yang berasal dari dalam diri sendiri. Kamu sering meremehkan masalah yang ada sehingga lambat laun apa yang kamu hadapi akan berkembang menjadi permasalahan besar yang merembet ke mana-mana. Baca Artikel Selengkapnya. Verified Writer Mutia Zahra.
MencariSolusi Permasalahan Hukum Instrumen Perlidungan Data Pribadi di Indonesia, 2020 14 6 itu, Perlindungan data pribadi merupakan tinjauan dari hak asasi manusia itu sendiri dan berbagai macam peraturan dari beberapa negara seakan memiliki maksud yang sejalan di dalam lapangan hak asasi manusia. Di dalam NA RUU PDP dijelaskan bahwa
Misalnya menemukan obat khusus untuk suatu penyakit. 4. Penelitian Berorientasi Masalah (Problem Oriented Research) Seperti namanya, penelitian berorientasi masalah dilakukan untuk memahami sifat sebenarnya dari masalah untuk menemukan solusi yang relevan. Istilah "masalah" mengacu pada beberapa pilihan atau masalah saat menganalisis situasi. 5.
PermasalahanPenelitian. Masalah penelitian dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu; 1) evaluasi terhadap penyimpangan atau gap antara apa yang diharapkan dengan kenyataan, 2) penyimpangan antara teori dan penerapan di lapangan, atau 3) Fakta-fakta baru yang diperoleh dari hasil riset dan pengamatan yang mengundang pertanyaan dan belum ada
Sulitmenemukan solusi dari segala permasalahan, besar kemungkinan hal inilah yang menjadi penyebabnya. Karena jika kamu mau belajar dari pengalaman, sebelum masalah yang sama kembali datang, kamu sudah mengantisipasinya. Daripada sudah menolak semua bantuan dan masalah tetap tidak menemukan titik terang bahkan makin rumit. Lalu saat kamu
Sie Sucht Ihn Freiburg Im Breisgau. ©pixabay Metode problem solving menjadi satu poin yang wajib dimengerti di dalam perusahaan atau organisasi. Dengan keberadaan berbagai macam individu di berbagai divisi, maka konflik dan masalah dapat muncul kapan saja. Inilah yang membuat Anda harus mengerti bagaimana membereskan dan menyelesaikan masalah dengan optimal. Mari pahami metode dari problem solving melalui informasi di bawah ini. Pengertian Metode Problem Solving ©pexels Menurut Oemar Hamalik, problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual di dalam menemukan masalah untuk memecahkannya berdasarkan data serta informasi akurat sehingga mampu mendapatkan kesimpulan dengan cermat dan cepat. Dari penjelasan di atas saja sebenarnya sudah dapat terlihat apa tujuan utama dari problem solving itu sendiri. Selain itu, masih ada karakteristik dan tujuan di dalam problem solving agar semakin mudah untuk Anda pahami dan terapkan di dalam perusahaan. Karakteristik Problem Solving ©pexels Ada karakteristik khusus di dalam problem solving agar mendapatkan pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah Melalui interaksi yang baik antara karyawan dengan atasan atau antar karyawan agar mampu menyelesaikan masalah. Terjadi dialog sistematis di dalam diskusi dalam pemecahan masalah. Ada pihak yang memberikan informasi lengkap agar setiap orang di dalam lingkup diskusi itu memahami masalah tersebut. Setiap orang juga mampu membantu dalam melakukan klarifikasi, interpretasi, dan memecahkan masalah dengan kerangka penyelesaian yang tepat. Atasan mampu membimbing dan melatih setiap karyawan di dalam menyelesaikan masalah yang ada. Dari penjelasan karakteristik problem solving ini, terlihat jelas bahwa pihak atasan memiliki peran besar dalam menciptakan koridor terbaik untuk menyelesaikan masalah yang ada. Itulah mengapa dibutuhkan jiwa kepemimpinan dan treatment yang tepat agar metode dari problem solving ini dapat dilakukan. Baca Juga Kehabisan Ide? Ini 5 Cara Meningkatkan Kreativitas Tujuan Problem Solving ©pexels Ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dalam problem solving Melatih kemampuan para karyawan dalam menghadapi masalah. Melatih karyawan dalam menemukan langkah-langkah terbaik untuk mendapatkan solusi dari sebuah masalah. Melatih karyawan tentang cara bertindak dan berbuat dalam situasi baru. Melatih karyawan untuk berani mengambil keputusan. Melatih para karyawan dalam meneliti suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Tahapan Problem Solving ©pexels Melakukan metode problem solving terdiri dari beberapa tahapan yang berguna untuk mencapai solusi terbaik. Apa saja tahapannya? 1. Menemukan Masalah Ketika masalah itu datang, maka Anda pasti sudah memahami bahwa hal itu harus segera diselesaikan. Dalam melihat masalah ini, cobalah untuk meminimalisir bias yang mungkin muncul. Oleh karena itu, Anda harus menyusun informasi pendukung agar proses identifikasi masalah dapat berjalan lebih lancar. 2. Identifikasi Masalah Ya, langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi masalah dari informasi yang telah dikumpulkan. Proses brainstorming sangat penting di dalam tahap ini. Tujuan dari brainstorming adalah membagi aspek-aspek penting untuk dipisahkan agar tidak ada elemen berbeda yang tercampur. Cara ini terbukti efektif karena menciptakan proses yang lebih terorganisir sehingga penemuan solusi menjadi lebih cepat. Baca Juga 4 Cara Mengatasi Konflik Dalam Organisasi Sebagai 3. Menemukan Beberapa Solusi Dari melakukan identifikasi masalah, Anda bisa saja mendapatkan beberapa solusi. Kalau sudah begini, coba cari kelebihan dan kekurangannya jika akhirnya memilih solusi tersebut. Mungkin di tahap ini akan terasa sedikit lebih lama jika memang ditemukan beberapa solusi. Perlu melihat kedua sisi dari masing-masing solusi agar mendapatkan yang terbaik. 4. Memilih Solusi Terbaik Jika sudah melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing solusi, sekarang waktunya memilih mana yang terbaik. Jangan lupa untuk memberikan alasan pendukung mengenai mengapa memilih solusi tersebut. Alasan itulah yang menjadi pondasi dari terpilihnya solusi ini. Tips Meningkatkan Kemampuan Problem Solving ©pexels Kemampuan problem solving perlu dilatih secara tepat agar Anda terbiasa untuk bisa menemukan solusi ketika menghadapi masalah dengan efektif, cepat, dan profesional. Oleh karena itu, Anda harus terus belajar serta latihan agar kemampuan problem solving semakin meningkat. Berikut ini terdapat beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan kemampuan problem solving. 1. Mengubah Mindset Dalam menghadapi sebuah masalah, Anda tidak boleh langsung berpikir negatif, cobalah untuk mengubah mindset bahwa Anda mampu untuk bisa menyelesaikannya. Anda bisa memulainya dengan melihat masalah tersebut dari sudut pandang yang berbeda, berpikir secara kritis, dan juga jangan takut akan kegagalan yang mungkin terjadi. 2. Mengidentifikasi Masalah Secara Detail Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat beberapa tahapan problem solving yang mesti dilalui. Salah satu tahapannya adalah melakukan identifikasi masalah. Sebisa mungkin untuk dapat mengidentifikasi masalah secara detail dan terperinci, agar akar permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan lebih mudah. Anda juga harus rutin latihan dan juga memiliki pola pikir yang logis dalam memecahkan sebuah masalah. 3. Memperlancar Kemampuan Berkomunikasi Kemampuan untuk berkomunikasi sangatlah penting dimiliki di dalam organisasi maupun secara pribadi. Apabila Anda mempunyai skil komunikasi yang baik, maka proses penyelesaian masalah pun akan berjalan semakin lancar. Komunikasi yang baik juga dapat membantu Anda untuk mengeluarkan seluruh ide-ide yang ada di pikiran dan berguna untuk memecahkan masalah. 4. Berpikir Secara Terbuka dan Kreatif Kemudian cobalah untuk berpikir secara terbuka ketika menghadapi suatu masalah. Cobalah untuk meminta saran dari orang yang sekiranya dapat membantu Anda dan jika perlu mendiskusikan masalah tersebut secara bersama-sama. Anda juga disarankan untuk berpikir secara kreatif, dengan cara saling bertukar ide dengan rekan kerja yang memiliki pengalaman lebih banyak dari Anda. Latih pola pikir Anda untuk bisa mengeksplor segala hal yang mungkin dapat membantu memecahkan masalah tersebut. Baca Juga 7 Cara Meningkatkan Inisiatif dalam Bekerja Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Anda dalam memahami metode problem solving yang tepat. Jangan lupa untuk mengunjungi Sodexo jika Anda membutuhkan voucher belanja dengan keuntungan beragam dan menawarkan fleksibilitas dalam penggunaannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses menemukan alternatif jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Proses ini berlangsung selama rentang kehidupan sehingga kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan sejak kecil. Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah usaha mencari penjelasan dan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi. Penyelesaian masalah atau problem solving, menurut istilah adalah proses penyelesaian suatu permasalahan atau kejadian melalui berbagai upaya pemilihan dari beberapa alternatif atau opsi yang mendekati kebenaran atau dianggap benar untuk suatu tujuan tertentu. [1] Pemecahan masalah merupakan bagian dari proses berpikir. Sesuai dengan pernyataan Marzano dkk. mengungkapkan bahwa pemecahan masalah adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Terminologi penyelesaian masalah digunakan secara ekstensif dalam psikologi kognitif yakni bertujuan untuk mendeskripsikan “semua bentuk dari kesadaran, pengertian, atau kognisi”.[2] Kemampuan penyelesaian masalah ering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan. Pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan dasar. Proses ini terjadi jika suatu makhluk hidup atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bertindak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Keterampilan pemecahan masalah bisa diajarkan kepada orang yang mengidap cedera otak menggunakan langkah-langkah berpikir atau bernalar, tetapi membutuhkan penanganan dan metode khusus. Hal ini tentunya harus disertai dengan motivasi pasien.[iii] Dengan demikian, kemampuan dalam menyelesaikan masalah dapat dikembangkan secara sistematis dan bertahap untuk membentuk kemampuan hingga mencapai target yang diharapkan. Definisi dan penyebab timbulnya masalah [sunting sunting sumber] Masalah adalah suatu situasi stimulus yang didapati seseorang ketika mereka tidak siap menghadapinya, sehingga mereka tidak bisa merespons situasi tersebut dengan cepat.[four] Sementara itu, para ahli mendefinisikan masalah sebagai situasi yang tidak biasa ditemui. Masalah juga dapat didefinisikan sebagai situasi di mana terdapat perbedaan antara keadaan awal dan keadaan tujuan sehingga tidak ada solusi instan yang dapat digunakan langsung untuk menyelesaikan hal tersebut.[5] Adapun masalah ditentukan oleh berbagai faktor penyebab. Faktor terjadinya masalah adalah sebagai berikut. Potret kemiskinan yang merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya masalah sosial dari bidang ekonomi. Permasalahan ini dapat merembet pada faktor lainnya seperti biologis dan psikologis. 1. Faktor Ekonomi Masalah sosial yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dan yang lainnya. Kemiskinan dan pengangguran yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara, serta faktor ekonomi dapat memengaruhi masalah sosial politik pada aspek psikologis dan biologis masyarakat.[6] 2. Faktor Budaya Budaya yang semakin berkembang dalam masyarakat memiliki peran penting dalam kehidupan. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah sosial. Salah satu contohnya, seperti pada pernikahan usia dini, kawin cerai, dan masih banyak yang lainnya. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipicu karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, dan kepentingan sosial akibat adanya proses perubahan sosial dan pola masyarakat yang heterogen atau multikultural.[6] 3. Faktor Biologis Faktor ini bisa menyebabkan timbulnya sebuah masalah sosial misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular, dan lain sebagainya.[6] Hal ini dapat terjadi karena kurangnya fasilitas kesehatan yang layak sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan tidak terpenuhi. Selain itu, faktor biologis juga bisa terjadi karena kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih rendah sehingga mempengaruhi kesehatan fisiologis dan biologisnya. 4. Faktor Psikologis Faktor ini berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang ada.[6] Masalah seperti ini bisa muncul apabila psikologis sebuah masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga bisa muncul apabila adanya beban hidup yang sangat berat. Hal ini cenderung dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Banyaknya pekerjaan yang menumpuk dapat menimbulkan stress sehingga dapat menimbulkan luapan emosi hingga mampu memicu sebuah konflik di antara anggota masyarakat. Penyelesaian masalah dalam berbagai kajian ilmu [sunting sunting sumber] Psikologi [sunting sunting sumber] Pemecahan masalah dalam psikologi mengacu pada proses menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Keefektifan penyelesaian masalah dapat dikembangkan melalui restukturisasi kognitif dan pelatihan dalam kemampuan bersosial.[7] Para ahli profesional kesehatan mental mempelajari proses pemecahan masalah manusia menggunakan metode seperti introspeksi, behaviorisme, simulasi, pemodelan komputer, dan eksperimen. Psikolog sosial melihat ke dalam aspek hubungan orang-lingkungan dari masalah dan metode pemecahan masalah yang independen dan saling bergantung.[viii] Pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi dan fungsi intelektual yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih sederhana atau mendasar.[ix] Pemecahan masalah memiliki dua domain utama pemecahan masalah matematis dan pemecahan masalah pribadi. Keduanya dilihat dari beberapa kesulitan atau hambatan yang dihadapi.[10] Penelitian empiris menunjukkan terdapat banyak strategi dan faktor yang berbeda dalam memengaruhi pemecahan masalah sehari-hari.[eleven] [12] Istilah pemecahan masalah sosial mengacu pada proses pemecahan masalah seperti yang terjadi di lingkungan alam atau “dunia nyata”. Oleh karena itu, studi tentang pemecahan masalah sosial berkaitan dengan semua jenis masalah yang mungkin memengaruhi fungsi seseorang, termasuk masalah impersonal misalnya, kekurangan finansial atau menjadi korban pencurian, masalah pribadi atau intrapersonal emosional, perilaku, kognitif, atau masalah kesehatan, masalah interpersonal misalnya, konflik perkawinan atau perselisihan keluarga, serta masalah masyarakat sekitar hingga yang lebih luas misalnya, kejahatan atau diskriminasi rasial.[13] Ilmu kognitif [sunting sunting sumber] Dalam ilmu kognitif, pemecahan masalah dipahami sebagai kegiatan mencari penjelasan yang diarahkan pada tujuan pada berbagai kemungkinan solusi yang dirasakan dalam domain tertentu yang disebut “ruang masalah.”[xiv] Pemikiran akan ruang masalah seperti itu dianggap dapat dilakukan dalam simulasi upaya pemecahan masalah bagi pemula, di mana mereka masih memiliki sedikit pengalaman dalam mencoba memecahkan masalah baru. Namun, hal ini tidak dapat digunakan secara sederhana dalam menjelaskan bagaimana para ahli seperti master catur, fisikawan atau desainer, yang memiliki pengetahuan menyeluruh dan pemahaman sistematis dapat memecahkan masalah sulit di bidang keahlian mereka.[xiv] Banyak ahli mendeskripsikan pemecahan masalah dan proses pembentukan pemikiran sebagai kemampuan struktur dan proses mental yang kompleks, biasanya yang istimewa untuk masalah tertentu dan tidak mudah digeneralisasi dari satu domain masalah ke domain lainnya.[14] Hal ini berarti bahwa pemecahan masalah biasanya spesifik untuk masalah tententu. Namun, pengalaman dalam memecahkan masalah terdahulu dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan masalah lainnya yang serupa. Hal ini karena proses kognitif yang mendasari penyelesaian masalah teoritis di dalam laboratorium dapat mewakili proses kognitif pada pemecahan masalah yang “nyata”. Oleh karena itu, masalah teoritis digunakan agar lebih mudah dipahami dan dianggap dapat menyederhanakan masalah yang lebih kompleks. Walau kemudian disadari jika masalah teoretis tersebut tidak dapat digunakan untuk menyederhanakan masalah pada keadaan sesungguhnya yang lebih kompleks.[15] Ilmu komputer [sunting sunting sumber] Ilmu komputer adalah studi tentang masalah, pemecahan masalah, dan solusi yang dipilih melalui proses pemecahan masalah. Ketika terdapat masalah, ilmuwan komputer berusaha untuk mengembangkan algoritme, yakni prosedur berupa langkah-langkah untuk memecahkan setiap masalah yang mungkin muncul. Algoritme adalah proses bertahap yang jika diikuti akan menyelesaikan masalah, dapat disebut juga sebuah solusi.[16] Penting untuk disebutkan bahwa komputer itu sendiri tidak dapat memecahkan masalah. Petunjuk langkah demi langkah yang tepat harus diberikan untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, keberhasilan komputer dalam memecahkan masalah tergantung pada seberapa benar dan tepat para ahli komputer mendefinisikan masalah, merancang solusi algoritme dan mengimplementasikan solusi program menggunakan bahasa pemrograman. Jadi, pemecahan masalah dalam ilmu komputer adalah proses mengidentifikasi masalah, mengembangkan algoritme untuk masalah yang diidentifikasi dan akhirnya menerapkan algoritme untuk mengembangkan program komputer.[17] Tahapan penyelesaian masalah [sunting sunting sumber] Salah satu siklus yang dapat digunakan sebagai proses pemecahan masalah. Dalam menyelesaikan masalah, terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan, Adapun menurut tahapan penyelesaian masalah tersebut antara lain Merumuskan masalah [sunting sunting sumber] Tahap pertama yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah adalah untuk mengidentifikasi masalah. Tahapan identifikasi masalah ini dapat dilakukan menggunakan kegiatan brain storming. Adapun kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. [18] Tahap ini merupakan hal yang penting karena seseorang cenderung tidak menyadari masalah utama yang mereka hadapi. Hal ini terkadang dapat berpengaruh pada tahap selanjutnya yang tidak maksimal. Menelaah masalah [sunting sunting sumber] Setelah mengetahui dan merumuskan masalah, tahap selanjutnya adalah menelaah atau mendiagnosis masalah. Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki sangat diperlukan untuk dapat memerinci dan menganalisa masalah dari berbagai sudut pandang.[eighteen] Merumuskan hipotesis [sunting sunting sumber] Tahapan selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau alternatif strategi penyelesaian masalah. Pada tahap ini, seseorang dituntut untuk berpikir secara kreatif, divergen, menghayati setiap ruang lingkup dan sebab akibat untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian.[18] Mengumpulkan data [sunting sunting sumber] Dalam mengumpulkan data dibutuhkan kecakapan mencari dan menyusun data, kemudian menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel. [18] Hal ini dapat memudahkan untuk mengelompokkan dan menggunakan data pada tahap selanjutnya. Membuktikan hipotesis [sunting sunting sumber] Tahapan berikutnya adalah membuktikan hipotesis menggunakan information yang sudah dikumpulkan. Kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah menelaag dan membahas data. Selanjutnya menghubungkan serta mengambil keputusan hingga merumuskan kesimpulan adalah kemampuan yang diperlukan. [xviii] Menentukan pilihan penyelesaian [sunting sunting sumber] Pada tahap akhir dari proses penyelesaian masalah adalah menentukan pilihan penyelesaian. Pilihan penyelesaian ini berdasarkan alternatif pilihan yang telah dirumuskan dan didukung dengan hasil dari pembuktian hipotesis yang telah dilakukan. Pada tahap ini dibutuhkan kecakapan dalam membuat alternatif penyelesaian dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.[eighteen] Tahap selanjutnya seteleh menentukan penyelesaian adalah mengimplementasikan pemikiran menjadi sebuah aksi nyata. Keseluruhan tahapan ini disebut sebagai sebuah siklus yang berulang. Di mana ketika sudah sampai tahap menentukan pilihan kemudian diimplementasikan dan dilihat kembali solusi tersebut apakah berfungsi atau tidak. Apabila hasilnya tidak maksimal dan masalah tidak terselesaikan dengan baik, maka harus diperhatikan kembali pada tahap 1 yakni identifikasi masalah. Dengan demikian siklus kembali berlanjut hingga sampai pada solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah.[19] Pada proses pencarian alternatif solusi terkadang diperlukan wawasan sebagai sudut pandang dalam menentukan jawaban. Wawasan atau insight adalah solusi tiba-tiba untuk masalah lama, pengenalan ide baru yang muncul tiba-tiba, atau pemahaman yang tiba-tiba tentang situasi yang kompleks. Hal tersebut disebut pula sebagai momen Aha!. Solusi yang ditemukan melalui wawasan seringkali lebih akurat daripada yang ditemukan melalui analisis langkah demi langkah. Untuk memecahkan lebih banyak masalah pada tingkat yang lebih cepat, wawasan diperlukan untuk memilih langkah-langkah produktif pada berbagai tahap siklus pemecahan masalah. Strategi pemecahan masalah ini berkaitan secara khusus dengan masalah yang disebut sebagai masalah wawasan. [20] Penyelesaian masalah sederhana dan kompleks [sunting sunting sumber] Pemecahan masalah kompleks CPS dapat dibedakan dari pemecahan masalah sederhana SPS. Ketika berhadapan dengan SPS akan ditemui satu kendala sederhana yang terdapat di antara keadaan awal dan tujuan ingin dicapai. Namun, CPS dapat terdiri dari satu atau lebih kendala pada suatu waktu, berupa hambatan yang kompleksitas dan berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Dalam contoh kehidupan nyata, seorang ahli bedah di tempat kerja memiliki masalah yang jauh lebih kompleks daripada seorang individu yang memutuskan sepatu apa yang akan dipakai.[21] Dengan demikian dalam kehidupan, sangat mungkin ditemui penyelesaian masalah sederhana maupun kompleks. Faktor yang memengaruhi penyelesaian masalah [sunting sunting sumber] Penyelesaian masalah merupakan salah satu keterampilan intelektual yang lebih tinggi dari keterampilan lainnya. Hal ini karena apabila dilihat dari aspek kognitifnya dalam memecahkan masalah tentunya diperlukan kemampuan atau keterampilan dasar tertentu. Kemampuan penyelesaian masalah ini bukan hanya sekedar pengetahuan dan pemahaman, akan tetapi sudah mencapai tingkatan analisis. [22] Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penyelesaian masalah, diantaranya Faktor Internal [sunting sunting sumber] Faktor internal adalah faktor yang memengaruhi proses penyelesaian masalah dam berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi [sunting sunting sumber] Motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian seseorang sehingga mereka tidak fokus akan masalah yang dihadapinya. Sementara motivasi yang tinggi akan membatasi fleksibilitas seseorang.[1] Jika seseorang memfokuskan perhatiannya pada beragam masalah, maka tindakan menceburkan diri ke dalam masalah itu merupakan salah satu sebab membesarnya masalah. Melibatkan diri ke dalam masalah-masalah orang lain itu lebih buruk hasilnya dari yang diharapkan.[23] Kepercayaan dan sikap yang salah [sunting sunting sumber] Asumsi yang salah dapat menyesatkan seseorang, selanjutnya rujukan yang tidak cermat dapat menghambat efektivitas penyelesaian masalah.[i] Sikap yang defensif, misalnya, kurang kepercayaan pada diri sendiri, akan cenderung menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan, dan mempersukar penyelesaian.[23] Kebiasaan [sunting sunting sumber] Kebiasaan dapat mendorong kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu sehingga hanya melihat masalah hanya dari satu sisi.[i] Kebiasaan ini cenderung dibentuk berdasarkan aktivitas harian yang berulang dilakukan. Dengan demikian, mencari wawasan dan pengetahuan baru dapat mengembangkan pola pikir yang dapat membantu memandang masalah dari berbagai sudut pandang. Emosi [sunting sunting sumber] Emosi dapat mewarnai cara berpikir seseorang sebagai manusia. Namun, ketika emosi sudah mencapai intesitas tinggi akan menyebabkan stress sehingga kesulitan untuk berpikir secara efisien.[1] Emosi juga akan mengurangi kemampuan mengantarkan kepada ketidakmampuan untuk bertindak dalam kondisi yang berbeda-beda, serta tidak mampu untuk menghadapi masalah-masalahnya atau berpikir jernih dalam mencari solusinya.[23] Faktor Eksternal [sunting sunting sumber] Faktor eksternal siswa adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor lingkungan sosial adalah faktor yang meliputi keberadaan orang lain yang mendukung pembentukan proses penyelesaian masalah, misalnya para guru, staf administrasi, teman-teman, rekan kerja, keluarga, dan lainnya. Faktor nonsosial adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaannya diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan belajar yang telah dirancang dan turut menentukan tingkat keberhasilan dalam belajar meliputi keberadaan gedung sekolah, tempat tinggal, alat-alat praktikum, perpustakaan, sarana prasarana dan lain-lain. Selain itu, khusus bagi siswa, model atau metode pembelajaran yang digunakan, lingkungan belajar yang diciptakan dan pemberian motivasi dari guru.[24] Referensi [sunting sunting sumber] ^ a b c d e Maulidya, Anita 2018. “BERPIKIR DAN PROBLEM SOLVING”. Ihya al-Arabiyah Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab dalam bahasa Inggris. iv 1 xviii. ISSN 2685-2209. ^ Sulasmono, Bambang 2016. “PROBLEM SOLVING SIGNIFIKANSI, PENGERTIAN, DAN RAGAMNYA”. Satya Widya. 28 ii 156–165. doi ^ Rath, Joseph; Simon, Dvorah; Langenbahn, Donna; Sherr, Rose Lynn; Diller, Leonard 2003. “Group handling of troubleâ€solving deficits in outpatients with traumatic brain injury A randomised outcome study”. Neuropsychological Rehabilitation – NEUROPSYCHOL REHABIL. xiii 463. doi ^ Frensch, Peter; Funke, Joachim 1995. Complex Problem Solving—The European Perspective. New York Lawrence Erlbaum Associates. hlm. 2–iii. ISBN 0-8058-1336-v. ^ Bransford, John D. 1993. The Ideal Problem Solver A Guide for Improving Thinking, Learning, and Creativity PDF. New York W. H. Freeman and Visitor. hlm. 7–8. ISBN 0-7167-2205-4. ^ a b c d BPMPK Kemdikbud 2016. “Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Sosial”. BPMPK Kemdikbud . Diakses tanggal 21 Desember 2021. ^ Brandell, Jerrold R. 1997. Theory and Practice in Clinical Social Piece of work dalam bahasa Inggris. Simon and Schuster. hlm. 189–190. ISBN 978-0-684-82765-0. ^ Rubin, Marking; Watt, Susan; Ramelli 2012. “Immigrants’ social integration as a function of arroyo-abstention orientation and problem-solving fashion”. International Journal of Intercultural Relations. 36 iii–four. doi ^ Saxena, Sumanlata 2014. “Touch on OF COGNITIVE Style ON PROBLEM SOLVING ABILITY Among UNDERGRADUATES”. International Journal of Human Resource Management and Research IJHRMR. 4 2 59. ISSN 2249-7986. ^ Zimmermann, Bernd. “On Mathematical Problem Solving Processes and History of Mathematics”. University of Jena two–4. ^ Margrett, Jennifer A.; Marsiske, Michael 2002. “Gender differences in older adults’ everyday cognitive collaboration”. International journal of behavioral development. 26 ane 45–59. doi ISSN 0165-0254. PMC2909137 . PMID 20657668. ^ Antonucci, Toni C.; Ajrouch, Kristine J.; Birditt, Kira Due south. 2014. “The Convoy Model Explaining Social Relations From a Multidisciplinary Perspective”. The Gerontologist. 54 1 82–92. doi ISSN 0016-9013. PMC3894851 . PMID 24142914. ^ D’Zurilla, Thomas; Nezu, Arthur; Maydeu-Olivares, Alberto 2004. Social Trouble Solving Theory and Assessment. hlm. xi. doi ^ a b c Wertheimer, Michael 1996. “A Gimmicky Perspective on the Psychology of Productive Thinking” PDF. Resume The Annual Meeting of the American Psychological Association 10–11. ^ Funke, Joachim; Frensch, Peter 1995. “Complex problem solving inquiry in Northward America and Europe An integrative review”. Foreign Psychology. 5 2. ^ Runestone University. “ What Is Computer science? — Problem Solving with Algorithms and Information Structures”. . Diakses tanggal 2021-12-21 . ^ Tim Penyusun Shiksha Kendra. Information science – Form Xi PDF. Delhi Central Lath of Secondary Education Shiksha Kendra. hlm. 61. ^ a b c d e f g Winarso, Widodo 2014. “Problem Solving, Creativity dan Decision Making Dalam Pembelajaran Matematika” PDF. EduMa. 3 1 vi–7. ISSN 2086-3918. ^ Aken, Joan Ernst van; Berends, Hans 2018. Problem Solving in Organizations dalam bahasa Inggris. Cambridge University Printing. hlm. thirteen. ISBN 978-1-108-41626-9. ^ Ash, Ivan; Jee, Benjamin; Wiley, Jennifer 2012-05-11. “Investigating Insight equally Sudden Learning”. The Periodical of Trouble Solving. 4 2 2. doi ISSN 1932-6246. ^ Funke, Joachim 2012-01-01. Circuitous Trouble Solving. Springer. hlm. 682–685. ISBN 978-1-4419-1427-nine. ^ Kudisyah, Siti Mila; Novarina, Eka; Lukman, Hamidah Suryani 2017. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KELAS X DI SMA NEGERI 2 KOTA SUKABUMI” PDF. Seminar Nasional Pendidikan 111-112. ISBN 978-602-50088-0-1. ^ a b c Hidayati, Arini 2010. PENGARUH POSITIVE THINKING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS II MADRASAH ALIYAH MA’ARIF CEPOGO, BOYOLALI TAHUN 2010. Salatiga STAIN Salatiga. hlm. 32–35. ^ Hanifa, Nur Isnaini 2018. “ANALISIS KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS X IPA PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA”. Didaktika Biologi Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi. 2 two 124. ISSN 2579-7352.
Ketika kamu ingin melamar pekerjaan atau bahkan sudah bekerja di sebuah perusahaan, mungkin kamu akan ditanyakan soal problem solving. Apa itu problem solving? Pasalnya, di dalam sebuah organisasi seperti di perusahaan, bahkan kehidupan individual, problem solving sangat bermanfaat, terlebih untuk sebuah penyelesaian masalah. Jadi sebenarnya apa itu problem solving? Apa itu Problem Solving? Problem solving sendiri merupakan sebuah aktivitas mulai dari mendefinisikan suatu masalah, menentukan penyebab masalah, menentukan prioritas, menyeleksi berbagai pilihan solusi, serta mengimplementasikan solusi tersebut. Intinya sebuah proses kegiatan penyelesaian masalah. Karena berproses, jadi problem solving ini memiliki langkah-langkah yang lebih rinci untuk setiap prosesnya. Bahkan, dalam melakukan problem solving, seseorang harus bisa membedakan yang mana gejala dan mana masalah yang sebenarnya. Karena, jika sudah menetapkan sebuah masalah, kamu bisa mengumpulkan fakta-faktanya, baru kamu juga akan bisa menemukan akar masalah yang sebenarnya. Memang cukup sulit, apalagi bagi kamu yang sering pergi dari masalah. Tapi mulai sekarang, cobalah untuk bisa menyelesaikan masalah yang sedang kamu alami. Agar lebih mudah dan detail dalam mengetahui masalah itu seperti apa, coba cek deretan pertanyaan untuk diri kamu sendiri berikut ini Masalah yang sedang dialami benar-benar ada atau hanya dugaan semata?Apakah masalah tersebut bisa berpeluang memberikan keuntungan?Apakah masalah ini penting bagimu dan benar-benar perlu diselesaikan?Apakah masalah tersebut bisa kamu selesaikan sendiri, atau butuh orang lain untuk menyelesaikannya? Setelah melihat pertanyaan tersebut dan kamu sudah memiliki jawabannya, tanyakan juga pada dirimu, adakah tujuan yang ingin Anda capai, dari permasalahan masalah tersebut? Misalnya, agar kamu tidak dicap buruk oleh bos, hingga agar kamu tidak dipecat dari kerjaan dan lainnya. Nah, jika dilihat dari sudut pandang pemilik bisnis, maka tujuan utama kamu dari penyelesaian masalah ini, tentunya harus mendapatkan lebih banyak keuntungan demi bisa mengembangkan bisnis. Dengan penyelesaian masalah ini atau problem solving, maka kamu tidak akan terombang-ambing dalam masalah yang tak kunjung selesai, bahkan bisa membuat kamu melenceng dari tujuan. Manfaat Memiliki Kemampuan Problem Solving Seperti yang diketahui, bahwa kehidupan ini masalah akan terus ada, sekaya apapun kamu hingga sebahagia apapun kamu. Nah, jika sudah tau apa itu problem solving, maka kamu juga harus tahu manfaat problem solving itu sendiri dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. Pasalnya, manfaat dari memiliki kemampuan problem solving, sangat penting untuk dimiliki, entah sebagai apapun kamu. Mulai dari sebagai orang tua, guru, pebisnis, pelajar, mahasiswa, karyawan, apalagi sebagai pimpinan di dalam suatu perusahaan. Tidak hanya itu, kemampuan ini memang harus dilatih, karena kemampuan pemecahan masalah ini sangat erat hubungannya dengan berbagai keahlian, seperti kemampuan komunikasi, mendengar, meneliti, kreativitas, menganalisa, kerja tim, serta pengambilan keputusan. Baca Juga 6 Jenis Struktur Organisasi Perusahaan yang Harus Anda Ketahui Tahapan dalam Proses Problem Solving Mendefinisikan Suatu Masalah Tahapan pertama dalam memecahkan suatu masalah adalah dengan mendefinisikannya terlebih dahulu. Bagaimana caranya? Yakni dengan menganalisa masalah apa yang sedang terjadi, karena dalam masalah ada banyak hal yang bisa melatarbelakangi, serta yang mempengaruhi sebuah masalah. Mengembangkan Solusi Alternatif Berikutnya adalah mengembangkan solusi alternatif, dengan cara mengetahui sumber masalahnya. Setelah itu, maka kamu bisa lanjut ke tahapan yang selanjutnya, yakni mengembangkan dan memikirkan alternatif solusi yang ada. Tidak hanya butuh action, pemikiran kreatif juga diperlukan dalam mengembangkan solusi. Kamu harus memiliki banyak pemikiran dan sudut pandang yang baik dari segala sisi. Jika sudah memiliki beberapa pengembangan solusi, selanjutnya bandingkan berbagai alternatif. Menentukan Solusi Terbaik Kamu pasti senang, jika kamu sudah mengetahui apa masalah dan akar masalah yang sedang kamu alami, namun akan lebih senang lagi jika kamu juga bisa menemukan solusi terbaiknya. Karena, tujuan utama dari problem solving adalah menemukan solusi terbaik, dari permasalahan. Maka dari itu, jika kamu sudah memikirkan alternatif dan membandingkannya, selanjutnya tentukan solusi mana yang menurutmu paling tepat, untuk bisa selesaikan masalah tersebut. Pastikan juga, bahwa solusi tersebut atau yang kamu pilih, tidak berpotensi menyebabkan masalah lainnya. Menerapkan Solusi dan Mengevaluasi Selanjutnya, adalah tahapan yang terakhir dari proses problem solving, yakni menyusun strategi, mendiskusikannya dengan anggota tim lainnya, serta menerapkan solusi yang telah dipilih bersama. Tidak hanya fokus dalam pengambilan solusi yang kamu pilih, kamu juga harus tetap mencari hasilnya dan keuntungannya buat kamu bahkan tim. Jangan lupa juga untuk menerima masukan dari berbagai pihak. Setelah itu, kamu dan tim bisa mengevaluasi hasil, dari penyelesaian tersebut. Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa kemampuan problem solving ini, perlu dilatih agar terbiasa ketika kamu menemukan masalah dan bukan menghindar. Bahkan, kemampuan problem solving juga bisa ditingkatkan agar kamu bisa lebih siap dan bisa memecahkan masalah dengan cepat dan profesional. Maka dari itu, kamu perlu belajar dan latihan untuk meningkatkan kemampuan problem solving, dengan melakukan hal-hal berikut ini, untuk meningkatkan kemampuan problem solving. Berani Mengubah Pola Pikir yang Umum Pertama, dalam menyelesaikan masalah kamu tidak boleh diam saja, karena kamu harus mulai berani untuk mengubah pola pikir umum, yang itu-itu saja. Kamu harus bisa berpikir ari berbagai sudut pandang dan baiknya selalu berpikir positif. Seperti, jika kamu bertemu masalah kecil tapi disepelekan. Nah, mulai sekarang kamu harus coba ubah pemikiran tersebut, karena bagaimana jika kamu dihadapkan dengan masalah besar? Di sini kamu dituntut untuk menjadi berani menghadapi berbagai masalah apapun itu dan jadikan sebagai tantangan. Melakukan Identifikasi Masalah yang Sedang Dihadapi Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa proses problem solving memiliki beberapa tahap. Nah, di salah satu tahapnya juga perlu dilakukan latihan, seperti melakukan identifikasi masalah. Dari sering melakukan identifikasi masalah, maka kamu bisa melihat sumber permasalahan lebih mudah. Kamu juga harus sering-sering bertanya kepada diri sendiri untuk menemukan akar masalahnya. Akan tetapi, dalam mengidentifikasi masalah sebaiknya kamu tidak menebak-nebak sumbernya. Kamu harus bisa berpikir secara logis, terutama soal sumber masalah dan pencarian solusinya. Gunakan Metode Mind Mapping Jika kamu masih kesulitan dalam melakukan problem solving, maka kamu bisa gunakan metode mind mapping, karena metode ini memiliki berbagai macam kelebihan. Contohnya seperti dapat meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih kreatif bahkan metode ini juga bisa membantu merangsang kinerja otak. Tidak sebatas mengembangkan, dengan metode ini juga kamu dapat membantu menemukan ide-ide baru. Kamu juga akan lebih fokus ke pikiran yang logis, dalam menerapkan proses problem solving. Selalu Terbuka dan Mencari Ide-ide yang Kreatif Brainstorming Isi kepalamu, jika dipaksa untuk menyelesaikan masalah pasti akan bercabang. Maka dari itu, pikiran kamu harus selalu terbuka terlebih dalam mencari ide-ide kreatif. Kamu bisa mencari ide-ide kreatif, salah satunya dengan cara melakukan brainstorming atau diskusi bersama teman. Semakin banyak kepala, kamu brainstorming akan lebih banyak berjalan. Terlebih, jika kamu telah menemukan ide dari hal-hal yang telah disampaikan oleh anggota tim. Maka dari itu, ketika sedang brainstorming, kamu harus mengeluarkan pendapat apapun, agar ucapanmu bisa dijadikan ide bagi kamu sendiri dan tim lain. Ucapkan apa saja yang ada di kepalamu, maka ide yang terlintas di kepala bisa didengarkan oleh orang lain. Dengan begitu, kamu akan dimudahkan ketika sedang mengatasi suatu masalah. Karena semakin banyak ide, maka akan ada banyak jalan sebagai solusi permasalahan. Cobalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi Komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting, bahkan dalam pikiran di dalam diri sendiri. Sehingga, jika kamu sudah memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mumpuni, maka proses mengidentifikasi masalah, juga akan berjalan dengan lebih mudah. Dengan komunikasi yang baik dan lancar, maka kamu bisa menjabarkan semua ide-ide yang ada di kepalamu, yang berguna untuk mengatasi masalah. Tanpa komunikasi yang baik, belum tentu kamu bisa mengungkapkan masalah di diri sendiri, apalagi masalah yang melibatkan banyak pihak. Maka dari itu, jangan meremehkan kemampuan komunikasi, karena hal tersebut memang sangat dibutuhkan, terlebih dalam dunia kerja. Kesimpulan Jadi apa itu problem solving? Apakah kamu perlu untuk memiliki kemampuan ini? Tentu saja. Terlebih kamu sedang berada di dalam sebuah organisasi seperti di perusahaan, bisnis, bahkan di rumah sekalipun. Terlebih jika dalam sebuah bisnis, karena taruhannya adalah keuntungan dan kerugian. Di mana kamu benar-benar harus memikirkan penyelesaian masalah, jika tidak ingin rugi atau bangkrut. Misalnya saja, jika kamu punya masalah di pendataan keuangan, barang, stok bahan, dan lainnya, yang setiap periode hasilnya selalu berantakan. Belum lagi, pendataan secara manual membuatmu menghabiskan waktu lebih banyak, dan repot, karena cara tersebut sangat konvensional. Nah, solusi dari masalah tersebut adalah, kamu bisa gunakan program software akuntansi yang lebih modern, untuk menyelesaikan masalah pendataan yang berantakan dan lama. Kamu bisa gunakan software akuntansi modern seperti MASERP, karena software tersebut bisa membantu kamu dalam mendata pemasukan serta pengeluaran keuangan, stok barang, bahan baku, bahkan hingga gaji karyawan. Dengan MASERP, kamu tidak perlu repot mendata secara manual lagi, karena MASERP akan bekerja secara otomatis, dan pastinya akan membantu pekerjaan kamu lebih praktis, mudah, dan cepat. Baca Juga Petty Cash Adalah Kas Kecil yang Berguna Bagi Perusahaan
Melatih problem solving atau memecahkan masalah dapat mengasah berbagai macam keterampilan dan meningkatkan profesionalitas seseorang dalam pekerjaan. — Dalam dunia kerja, kita kerap kali berhadapan dengan yang namanya masalah. Sayangnya, proses pemecahan masalah di dunia kerja tak jarang menimbulkan konflik antar sesama stakeholder. Namun tak perlu khawatir, Anda dapat mengatasinya dengan pendekatan problem solving. Metode ini bisa dilakukan agar proses pencarian solusi dapat berjalan dengan lebih mudah dan efisien. Harapannya, melalui pendekatan ini, seorang manajer atau project leader dapat memecahkan masalah untuk klien dan anggota timnya. Selain itu, anggota tim atau individu dapat memecahkan masalah untuk diri mereka atau rekan kerja yang lain. So, penting bagi setiap karyawan memiliki kemampuan untuk memahami proses pemecahan masalah dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Keterampilan tersebut akan membantu Anda dalam proses meniti karier ke jenjang manajerial yang lebih baik. Mari, kenali maksud dari problem solving dan apa saja langkah yang harus Anda lakukan! Apa yang Dimaksud Problem Solving? Pemecahan masalah atau problem solving adalah sebuah soft skill mengenai proses untuk memahami tantangan dalam bekerja untuk menemukan solusi yang efektif. Tujuan problem solving adalah menemukan solusi yang tepat dari sebuah permasalahan. Namun, ini iergantung pada jenis dan kompleksitas masalahnya, pemecahan masalah tersebut mungkin melibatkan penggunaan kemampuan yang menantang, seperti perhitungan khusus atau menguji keterampilan berpikir kritis seseorang. Ketika pemimpin berbicara tentang problem solving, mereka biasanya sedang mencoba mengukur kemampuan dan keterampilan tim untuk menghadapi situasi sulit. Skill ini akan berguna ketika Anda harus menghadapi masalah bisnis yang rumit sehingga bisa menemukan solusi yang inovatif. Perbedaan Problem Solving dan Project Based Learning Sebuah masalah bisa diselesaikan dengan berbagai cara. Selain problem solving, pendekatan lain yang cukup populer adalah project based learning. Sebetulnya, problem solving dan project based learning metodenya hampir sama, karena keduanya fokus terhadap identifikasi dan penanganan sebuah masalah atau tantangan. Namun, ada beberapa perbedaan utama antara problem solving dan project based learning, yaitu 1. Scope Ruang Lingkup Problem solving biasanya lebih works untuk penanganan masalah atau tantangan yang bersifat spesifik sehingga proses pengerjaannya pun cenderung lebih singkat. Sementara itu, project based learning lebih banyak digunakan untuk menangani proyek yang lebih besar dan kompleks. Hal ini membuat PBL membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan dan seringkali melibatkan banyak langkah dan hasil yang beragam. 2. Approach Pendekatan Untuk menemukan solusi, problem solving umumnya menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur dan linier. Ini berbeda dengan project based learning yang lebih terbuka dan fleksibel sehingga Anda bisa mengksplorasi lebih banyak kemungkinan. Agar karyawan memiliki skill yang bagus dalam melakukan pemecahan masalah, maka perusahaan perlu memfasilitasi mereka dengan pelatihan dari seorang expert. Bingung bagaimana cara melatihnya? Tenang, ada ruangkerja yang siap membantu! Coba konsultasi gratis dengan tim ruangkerja, yuk! 3. Collaboration Kolaborasi Problem solving sangat terbuka untuk dilakukan bersama orang lain. Umumnya, proses pemecahan masalah akan melibatkan kelompok kecil dengan pembagian tugas yang jelas. Untuk project based learning, prosesnya lebih sering melibatkan kolaborasi dan kerja sama tim dalam jumlah yang lebih besar. Baca Juga Stress Kerja Menghambat Produktivitas? Begini Cara Mengatasinya 4. Application Aplikasi Pemecahan masalah seringkali difokuskan pada menemukan solusi untuk masalah tertentu, sedangkan PBL lebih fokus pada penerapan pengetahuan dan keterampilan pada situasi dunia nyata. 5. Assesement Penilaian Penilaian dalam problem solving lebih banyak dilihat berdasarkan kualitas solusi dan proses yang digunakan untuk mencapainya. Hal ini berbeda dengan PBL yang sering dinilai berdasarkan produk akhir atau penyampaiannya, serta proses dan keterampilan yang digunakan untuk membuatnya. Baca Juga Project Based Learning, Pembelajaran yang Menghasilkan Solusi Terbaik Contoh Problem Solving di Perusahaan Contoh, perusahaan XYZ harus mencari tahu apa penyebab penjualan salah satu produk mereka menurun di akhir-akhir ini. Akhirnya perusahaan membentuk tim untuk menyelidiki masalah tersebut dan mencari solusinya. Tim mungkin mulai dengan mengumpulkan data penjualan produk dan membandingkannya dengan periode sebelumnya. Mereka juga mungkin akan mengumpulkan informasi tentang faktor eksternal apa pun yang dapat memengaruhi penjualan, seperti perubahan market atau kompetitor. Selanjutnya, tim akan melakukan brainstorming penyebab potensial dari turunnya hasil penjualan. Faktor ini bisa mencakup masalah dengan produk itu sendiri, seperti kualitas, harga, atau strategi penjualannya. Setelah tim mengidentifikasi penyebab potensial, mereka dapat mulai mencari solusi yang pas. Ini mungkin dapat membuat perubahan pada produk, menyesuaikan strategi pemasaran, atau menemukan cara baru untuk proses selling. Terakhir, tim dapat mengimplementasikan solusi pilihan mereka dan memantau hasilnya untuk melihat apakah solusi tersebut berdampak positif pada penjualan atau tidak. Dalam hal ini, jika solusi yang dipilih tidak berhasil, mereka bisa kembali ke drawing board untuk mencoba pendekatan yang berbeda. Proses di atas hanyalah salah satu contoh bagaimana sebuah perusahaan menerapkan problem solving. Namun, tentunya setiap proses akan berbeda karena harus menyesuaikan dengan bobot masalah, sumber daya, dan juga goals perusahaan. Mengapa Problem Solving Penting Bagi Perusahaan? Memiliki pemimpin dan karyawan dengan skill yang baik dalam menyelesaikan masalah adalah sebuah anugerah. Pasalnya, tak hanya mengatasi permasalahan yang ada, problem solving pun efektif untuk mengasah kemampuan berpikir kritis critical thinking seseorang. Dengan begitu, keputusan yang diambil dapat lebih inovatif dan membuat produktivitas semakin meningkat. Proses pemecahan masalah memainkan peran kunci dalam kehidupan berorganisasi di perusahaan. Jika kompetensi karyawan berkembang, tentunya hal ini akan memberikan dampak positif pada orang lain atau bahkan memberikan profit pada perusahaan. Tidak hanya itu, dengan memiliki kualitas kerja yang baik, kepercayaan dan citra klien atau mitra lain pun akan semakin meningkat. Dengan demikian, bagus bagi seseorang untuk meangkselerasi kemampuan ini. 6 Langkah Proses Problem Solving Menyelesaikan masalah dan mencari solusi adalah proses dari problem solving. Skill tersebut sangat berharga bagi setiap orang karena membutuhkan pemikiran dan konsentrasi yang baik. Anda bisa menggunakan langkah pemecahan masalah problem solving yang dijabarkan sebagai berikut 1. Mendefinisikan masalah Define the problem Mulai dari menganalisis masalah memerlukan ketelitian dan kecermatan. Masalah yang terlihat sederhana, jika dianalisis secara mendalam, maka Anda bisa saja melihatnya menjadi masalah yang kompleks. Coba untuk lakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi dalam keseharian, tahap ini dilakukan untuk memahami bagaimana cara untuk menyelesaikannya. Dalam proses pemecahan masalah perlu adanya akurasi. Untuk mendapatkan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya Bedakan opini dan fakta Tentukan proses penyebab masalah itu ada Menganalisis kebijakan dan prosedur perusahaan Diskusikan dengan anggota tim yang terlibat untuk mengumpulkan lebih banyak informasi Definisikan masalah dalam istilah tertentu Kumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 2. Mencari alternatif solusi atau pemecahan masalah Brainstorming Salah satu cara memecahkan suatu masalah adalah dengan melakukan brainstorming. Cobalah untuk pertimbangkan setiap aspek yang dapat memperlambat proses penyelesaian masalah yang ada. Pastikan ide yang dihasilkan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang relevan. Tak lupa periksa bahwa setiap orang berpartisipasi dalam proses pembuatan ide yang menghasilkan berbagai perspektif solusi. Bedakan antara alternatif jangka pendek dan jangka panjang. Tuliskan semua solusi yang diusulkan. 3. Mengevaluasi solusi Setelah memiliki daftar alternatif, kini mengevaluasinya. Pertimbangkan konsekuensi positif dan negatif dari setiap alternatif yang ditentukan pada langkah sebelumnya. Menganalisis dan membandingkan semua alternatif dalam hal sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaannya, termasuk waktu, data, personel, dan anggaran. 4. Memilih solusi atau pemecahan masalah Dalam mencari solusi perlu dipertimbangkan dengan matang beberapa topik, misalnya apakah solusi yang dipiliha akan memecahkan masalah dengan lancar tanpa menciptakan masalah baru? Apakah solusi dapat diterima oleh semua orang yang terlibat? Apakah solusi praktis untuk dilakukan? Apakah solusi sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku? 5. Mengimplementasikan pilihan solusi Dalam mengimplementasikan pemecahan masalah ada beberapa alur yang sebaiknya dilakukan dalam tahapan implementasi, antara lain Membangun rencana aksi action plan terhadap solusi yang terpilih Buat objektif dan pisahkan dalam beberapa penilaian yang terukur untuk mencapai target Buat jadwal atau timeline dalam menjalankan pemecahan solusi agar dapat terukur Komunikasikan hal-hal di atas kepada tim agar pelaksanaan berjalan lancar Terbuka terhadap masukan selama proses implementasi berlangsung 6. Monitoring perkembangan dan buat penyesuaian Setelah menjalakan pemecahan masalah, jangan lupa untuk melakukan monitoring dan melihat perkembangan dari keputusan yang telah diambil. Dapatkan feedback atau umpan balik untuk terus memperbaiki masalah yang bisa saja muncul setelahnya. Skill dalam Proses Problem Solving Melatih kemampuan dalam memecahkan masalah adalah bagian penting untuk pengembangkan kapasitas. Akan ada banyak keterampilan yang terasah seiring proses pelatihan problem solving. Apa saja? Berikut beberapa keterampilan yang akan terasah ketika mengikuti pelatihan problem solving 1. Kemampuan Mendengar Listening Mendengarkan secara aktif membantu Anda mengumpulkan informasi berharga untuk pemecahan masalah. Pemecah masalah yang baik dapat mengidentifikasi semua orang yang terlibat, mendorong mereka untuk terlibat dan secara aktif mendengarkan pendapat yang berbeda untuk memahami masalah, akar masalahnya, dan solusi yang dapat diterapkan. 2. Pemikiran Kritis Critical thinking Pemikiran analitis membantu untuk memahami masalah dan penyebabnya. Kemampuan membangun sebab dan akibat sangat penting dan berkaitan dalam mengantisipasi efek jangka panjang dari suatu tindakan. Kemampuan analisis ini memberikan efektivitas solusi. 3. Berpikir Kreatif Creative Thinking Pemecahan masalah mengharuskan seseorang untuk menciptakan keseimbangan antara logika dan kreativitas. Kreativitas dapat menuntun untuk menemukan penyebab masalah. Hal ini juga membutuhkan kreativitas untuk mengembangkan solusi inovatif. Orang-orang kreatif membawa perspektif unik dan memberikan arah baru bagi perusahaan. 4. Komunikasi communication Dalam proses pemecahan masalah, penyampaian pendapat atau pemaparan sebuah masalah atau solusi pasti memerlukan kemampuan komunikasi yang baik. Komunikasi efektif yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tertulis. Baca juga Cara Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi atau Communication Skill Bagi Pemimpin 5. Kerjasama Tim Teamwork Dalam proses pemecahan masalah pastinya melibatkan kerja tim. Ada proses diskusi atau bertukar pikiran untuk mengumpulkan berbagai pendapat dan pandangan seseorang terhadap sebuah masalah. Selanjutnya tim akan menentukan solusi terbaik dari proses kerjasama tersebut. 6. Pengambilan keputusan Decision Making Seseorang harus dapat memutuskan metode apa yang harus digunakan untuk mengidentifikasi masalah, solusi mana yang harus diambil dan bagaimana mengimplementasikan solusi tersebut. Hampir setiap tahap pemecahan masalah mengharuskan seseorang membuat keputusan. Selain itu, kemampuan memecahkan masalah menjadi cerminan profesionalitas seseorang. Dalam jangka panjang, perusahaan yang menggunakan pelatihan pemecahan masalah akan memungkinkan karyawan mereka untuk secara efisien dan produktif mengelola setiap interaksi internal atau eksternal dengan profesionalisme yang hanya akan menguntungkan bisnis secara keseluruhan. Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya pengembangan keterampilan proses pemecahan masalah di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi. Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi? Sumber Harrison-Mirauer, Victoria. 2020. Agile Thinking and Creative Problem-solving in Times of Disruption [online]. Link Accessed 1 April 2022 Stinnett, William. 2012. How to Solve the Wrong Problem A Step-By-Step Guide for Leaders [online]. Link Accessed 1 April 2022 ASQ. 2020. WHAT IS PROBLEM SOLVING? [online]. Link Accessed 1 April 2022 Knowledge City. 2020. 5 Steps to Make your Problem-Solving Process Easier [online]. LInk Accessed 1 April 2022 Editorial Team. 2021. Effective Problem-Solving Steps in the Workplace [online]. Link Accessed 1 April 2022 Leanscape. 2021. Problem Solving is a Must Have In The Workplace, Here is Why [online]. Link Accessed 1 April 2022. Artikel ini telah diperbarui pada tanggal 16 Desember 2022 oleh Intan Aulia Husnunnisa.
Setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya karena inilah yang menunjukkanmu hidup. Masalah harus diselesaikan dengan segera agar tidak berlarut-larut dan membuat hidupmu tidak tenang. Solusi adalah kunci untuk mengatasinya. Beberapa orang secara alami cenderung mempertimbangkan lebih dari satu solusi agar lebih mudah untuk menyelesaikannya. Sedangkan yang lainnya tidak berpikir seperti itu. Jika kamu ingin memiliki kemampuan berpikir untuk mendapatkan banyak solusi, maka lakukan lima cara di bawah ini. 1. Brainstormingilustrasi sedang bekerja FringBrainstorming adalah metode yang dimiliki kelompok dengan ide-ide yang berbeda untuk memecahkan masalah atau menyepakati keputusan. Ketika lebih dari satu orang berkumpul di sebuah ruangan, masing-masing dari mereka membawa kepribadian, perspektif, dan alasannya sendiri. Sebagai anggota dalam kelompok, kamu harus mengumpulkan solusi yang berbeda karena masing-masing dari mereka yang ada dalam kelompok akan berpikir secara berbeda. Namun, apakah brainstorming berlaku untuk kelompok saja? Secara tradisional iya, tapi secara teknis tidak. Kamu dapat melakukan brainstorming ide sendiri dengan menyisihkan waktu untuk berpikir. Misalnya, jika kamu memiliki masalah, beri dirimu waktu 30 menit untuk tidak melakukan apa pun selain menemukan solusi yang berbeda. Ketika berpikir biarkan pikiranmu menjadi liar untuk sementara waktu dan kamu akan mendapatkan berbagai macam ide solusi untuk masalahmu. 2. Gunakan peta pikiranilustrasi pria bekerja ProductionsPeta pikiran atau yang biasa disebut mindmaps adalah teknik berpikir, di mana kamu mulai dengan konsep inti dan bercabang ke berbagai bidang terkait. Pendekatan semacam itu membantumu menghindari pemikiran konvensional dan mendorong otakmu untuk berpikir secara lateral daripada menggunakan peta pikiran yang butuhkan hanyalah akal sehat. Saat kamu menggunakannya, kamu akan berpikir dari sudut pandang baru, di mana satu hal mengarah ke hal lain. Tak lama kemudian, kamu akan memiliki banyak informasi yang dapat kamu gunakan untuk mengumpulkan solusi alternatif untuk masalah tersebut. Baca Juga 5 Hambatan Saat Berusaha Menemukan Solusi, Ternyata Sederhana! 3. Menulis bebas ilustrasi wanita menulis SubiyantoMenulis bebas adalah teknik lain yang mirip dengan peta pikiran dan brainstorming. Dalam metode ini, kamu menyisihkan waktu tetap, katakanlah 20 menit dan mulailah dengan sebuah ide. Setelah kamu mulai, kamu mencatat informasi terkait yang muncul di benakmu. Ketika durasi berakhir, susun semua pikiranmu dan lihat lagi. Evaluasi apa yang berguna dan layak, kemudian buang sisanya. Kamu akan mendapatkan wawasan yang sebelumnya tidak kamu Catat ide-ide yang menarikilustrasi wanita sedang bekerja SubiyantoPernahkah terjadi padamu bahwa kamu memiliki ide yang menarik, tetapi satu jam kemudian, kamu tidak dapat mengingatnya lagi, bahkan jika kamu menggali jauh ke dalam ingatanmu? Itu telah terjadi berkali-kali pada setiap orang. Oleh karenanya, tulislah ide yang muncul sesegera mungkin karena ingatan tidak dapat kamu tidak terbiasa menuliskan pemikiran pentingmu segera setelah muncul, kamu pasti akan melupakan beberapa di antaranya. Mencatat pikiranmu adalah salah satu cara untuk mendorong pemikiran mendapatkan solusi yang banyak. 5. Tidur yang cukupilustrasi tidur nyenyak SubiyantoKamu sudah tahu bagaimana rasanya menjalani hari setelah tidur malam yang buruk. Rasanya tidak ada bedanya dengan mabuk. Saat kamu kurang tidur, kamu akan sulit untuk berpikir dengan baik. Karena itu, jika kamu ingin otakmu bekerja dengan baik, berikan istirahat malam yang tentang solusi, apa lagi beberapa solusi itu perlu usaha untuk melakukannya. Dan, kamu bisa mempraktikkan cara di atas tadi yang sudah dijelaskan. Perlahan, kamu pasti bisa menemukan solusi atas masalahmu. Baca Juga 5 Alasan Mengapa Permasalahanmu Tak Kunjung Menemukan Solusi IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
menemukan solusi dari permasalahan merupakan tujuan dari